1. Alina Maratovna Kabaeva
Alina Maratovna Kabaeva merupakan anggota parlemen State Duma, semacam majelis rendah di Rusia dari Partai Gabungan Rusia. Perempuan kelahiran Tashkent, Uzbekistan 12 Mei 1983 ini merupakan atlet jawara senam ritmik sebelum terjun ke dunia politik. Darah atlet Alina menurun dari ayahnya, atlet sepak bola terkenal di Uzbekistan dan ibunya atlet bola basket.
Prestasi Alina dalam senam ritmis tak tanggung-tanggung, 2 kali menyabet medali olimpiade, 18 medali kejuaraan dunia, dan 25 medali kejuaraan Eropa. Dia kemudian mengumumkan pensiun dari dunia senam ritmik pada Oktober 2004.2. Yuri Fujikawa
Yuri Fujikawa, merupakan politikus dan anggota DPRD Kota Hachinohe, Prefektur Aomori, Jepang dari jalur independen. Keinginannya untuk maju menjadi politisi usai lulus dari Universitas Teikyo ditentang ayahnya yang juga politikus, karena berharap Yuri menjadi ibu rumah tangga biasa.
Saat ayahnya kampanye untuk menjadi anggota parlemen tahun 2003, Yuri menjadi juru kampanye. Ayahnya pun berhasil menjadi Ketua DPRD Hachinohe. Kekalahan ayahnya saat mencalonkan lagi pada 8 April 2008, melecut Yuri untuk maju. Pada 10 April atau 2 hari setelah ayahnya dinyatakan kalah, Yuri menyatakan maju untuk anggota DPRD dari jalur independen.
3. Tin Pei Ling
Tin Pei Ling, politikus perempuan moncer dari negara jiran, Singapura. Tin maju melalui Partai Aksi Rakyat mewakili wilayah Marine Parade (meliputi Bedok, Chai Chee, Geylang, Kaki Bukit, Kallang, Kembangan, Marine Parade, Mountbatten, Ubi dan sebagian Serangoon) dan terpilih pada pemilu Singapura, Mei 2011 lalu. Tin dimajukan untuk menarik para pemilih pemula dan pemilih muda di negara kota itu.
4. Julia Bonk
Julia Bonk, politikus muda Jerman kelahiran Burg Bei Magdeburg, Jerman Timur 29 April 1986. Julia terpilih menjadi anggota parlemen pada tahun 2004, saat dia berusia 18 tahun melalui partai kiri Jerman, Partai Sosial Demokrat, mewakili wilayah Landtag of Saxony.
Saat itu Julia baru saja lulus sekolah dwibahasa (Jerman-Prancis), Abitur. Setelah terpilih Julia melanjutkan kuluahnya di bidang politik dan sejarah di Universitas TU Dresden. Praktis kiprah Julia ini menjadikannya sebagai politikus termuda di Jerman, dan fotonya langsung terpampang pada 87 koran internasional.
5. Rathika Sitsabaiesan
Rathika adalah anggota parlemen dari Kanada dari Partai Demokrat Baru mewakili wilayah Scarborough—Rouge River. Rathika yang kelahiran 23 Desember 1981 itu terpilih pada Mei 2011 lalu, berarti saat itu umurnya baru 29 tahun. Alhasil Rathika menjadi anggota parlemen termuda di Wilayah Toronto. Tak cuma itu, Rathika menjadi satu-satunya anggota parlemen dari keturunan suku Tamil, Sri Lanka.
Rathika adalah anggota parlemen dari Kanada dari Partai Demokrat Baru mewakili wilayah Scarborough—Rouge River. Rathika yang kelahiran 23 Desember 1981 itu terpilih pada Mei 2011 lalu, berarti saat itu umurnya baru 29 tahun. Alhasil Rathika menjadi anggota parlemen termuda di Wilayah Toronto. Tak cuma itu, Rathika menjadi satu-satunya anggota parlemen dari keturunan suku Tamil, Sri Lanka.
Rathika lahir di kota kecil di semenanjung Jaffna, Sri Lanka. Saat umur 5 tahun, keluarga Rathika beremigrasi ke Kanada, tepatnya di Missisauga, Toronto. Ayahnya yang menjadi difabel karena kecelakaan memaksa ibunya berhenti belajar keperawatan dan harus bekerja di gudang untuk menafkahi keluarganya.
Rathika sempat digunjingkan lantaran memperhalus fotonya. Foto dia yang memperlihatkan belahan dada menjadi tidak berbelahan dada. Foto asli bisa ditemukan di internet, namun ketika nangkring di situs parlemen Kanada, belahan dada itu hilang. Entah apakah penghalusan foto itu inisiatif Rathia atau partainya.